Minggu, 19 Oktober 2014

Hubungan Lingkungan dengan Arsitektur

Lingkungan adalah kombinasi antar konsisi fisik yang mencakup sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, flora dan fauna yang hidup diatas tanah maupun dibawah lautan.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen abiotic adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, air, udara, iklim, kelembaban, cahaya bunyi. Dan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikro organisme (virus dan bakteri).
Arsitektur berasal dari bahasa YUNANI arched dan tectoon. Arched bearti yang asli, yang awal, yang pertama, dan yang sebagainya. Tectoon bearti stabil, tidak roboh, dan sesuai dengan hukum grafitasi.
Sedangkan Architectoon artinya pembangunan yang utama atau sebenernya: tukang bangunan yang pertama (MANGUNWIJAYA, 1998)
Arsitektur dan lingkungan sangat berkaitan satu sama lain. Karena salah satu pendukung arsitektur dalam dunia building design adalah lingkungan. Lingkungan lah yang membuat sebuah bangunan dapat dibangun diatas permukaan tanah yang teksturnya berbeda-beda.
Lingkungan juga berguna sebagai lahan terbuka hijau pada sebuah bangunan untuk sebagai penyerapan air dan sirkulasi udara dari luar ke dalam atau dari dalam ke luar.
Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar

Pengaruh positif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan
1.   1. Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak  – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.
       

1.  2. Memberikan dampak pada estetika bangunan, keindahan pada bangunan dan keunikan yang dimiliki bangunan tersebut membuat sebuah bangunan menjadi lebih indah dan menarik.



      3.  Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
2.       4. Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.
Pengaruh buruk dari pekerjaan arsitek yang tidak memperdulikan lingkungan

1.       Kerusakan tanah
Kerusakan tanah salah satunya terjadi sebagai dampak negatif pembangunan. Dampak kerusakan tanah tersebut merupakan masalah bagi pembangunan yang pada akhirnya kan mempengaruhi jalannya proses pembangunan itu sendiri. Kerusakan tanah secara garis besar terjadi oleh pengaruh proses erosi, penjernihan tanah, kehilangan unsur hara, serta terakumulasinya zat pencemar dalam tanah. Proses-proses tersebut terjadi diantaranya dipicu oleh adanya pembangunan yang tidak memperhatikan segi lingkungan.Kerusakan tanah terjadi sebagai akibat eksplorasi lahan yang tidak terkontrol dan kurang memperhatikan unsur lingkungan gunan mendukung jalannya pembangunan. Pembangunan dalam realitanya sering kali lebih mengutamakan nilai ekonomis dan mengabaikan aspek lingkungan.
Kerusakan tanah juga dapat menyebabkan rusaknya bangunan tersebut secara perlahan lahan kerena tidak stabilnya tanah itu

2.  Berkurangnya penghijauan di kota
Berkurangnya penghijauan di kota ini seperti pohon pohon di pinggir jalan, taman kota yang dialihgunakan menjadi  bangunan perkantoran, hal ini mengurangi resapan air yang ada di kota Jakarta ini, dan dengan kurangnya penghijauan di kota ini lah salah satunya yangmenyebabkan efek panas yang sangat terik mengingat Indonesia adalah Negara yang tropis, polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan, dan masih banyk lagi.


3.   Banjirnya kota Jakarta
       Hal ini sangat bersangkutan dari keerusakan tanah dan kurangnya penghijauan tersebut , yang mengakibatkan kurngnya resapan air dan juga dikarenakannya pemakaian yang seharusnya menjadi lahan hijau yang digunakan untuk pembangunan gedung gedung dan pemakaian plester penuh yang digunakan untuk setiap pembangunan kota Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar