Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mendorong
pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik,
kebudayaan dan sebagainya. Adapun akibat dari perkembangan ini, telah mengubah
cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.1 Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbhan penduduk merupakan salah satu faktor yang
penting dalam masalah social ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya.
Misalkan dengan bertambah penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan
fasilitas, maka akan mennimbulkan masalah-masalah, contohnya angka pengangguran
akan bertambah tinggi, semakin meningkatnya angka kemiskinan, banyak anak usia
sekolah yang tidak tertampung sehingga timbul sebuah kejahatan atau
kriminalitas lain dalam hal tersebut.
Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun
1830 sampai sekarang dan perkiraan sampai tahuun 2006 adalah sebagai berikut :
·
Perkembangan penduduk dunia tahun 1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah
penduduk
|
Perkembangan
pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Jika dilihat dari table diatas pertumbuhan penduduk
semakin cepat. Sebanding dengan penggandaan penduduk (double population) jangka
waktunya pun makin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut
dapat dilihat pada table baerikut :
·
Penggandaan penduduk
Tahun
penggandaan
|
Perkiraan
penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber :
Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan
35 tahun. Penambahan / pertambahan penduduk di suatu daerah atau Negara pada
dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut :
- Kematian (Mortalitas)
- Kelahiran (Ferilitas)
- Migrasi
Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut
diukur dengan tingkat / rate. Tingkat / rate itulah yang menyatukan dalam
bentuk perbandingan. Biasanya peerbandingan ini dinyatakan dalam tiap 100
penduduk.
1.
Kematian
Ada beberapa tingkat kematian akan tetapi di sini
hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yakni:
-
Tingkat kematian kasar (Crude Death Rate / CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang
meninggal pada suatu tahun perjumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
Secara dinyatakan tiap 1000 orang. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus:
Tingkat kematian ini disebabkan oleh bebrapa factor
antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Karena perbedaan resiko kematian
tersebut, maka digunakan tingkat lematian menurut umur (specific death rate).
Dengan ini dapat menunjukan hasil yang lebih teliti, dan oleh karena itu dibuat
rumus sebagai berikut :
pengukuran fertilisasi tidak sederhana dalam
pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alas an sebagai berikut :
1)
Sulit
memperoleh data statistic lahir hidup karena banyak bayi yang meninggal
beberapa saat setelah kelahiran
2)
Wanita
mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal
hanya sekali)
3)
Makin tua
umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan memiliki anak makin menurun
4)
Didalam
pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja.
Ada dua
istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan :
a)
Facubdity (kesuburan)
Facundity adalah lebihh diartikan sebagai kemampuan
biologis wanita untuk mampunya anak.
b)
Fertility (fertilitas)
Fertility adalh jumlah kelahiran hidup dari seorang
wanita atau kelompok wanita. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu penduduk
erat hubungannya dan tergantung pada : struktur umur, penggunaan alat
kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta,
pembangunan ekonomi.
Tingkat kelahiran ini terbagi menjadi tiga macam :
- Tingkat kelahiran kasar (Crude Rate Birth/CBR). Tingkat kelahiran
kasar adalah jumlah kelaahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap
1000 penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Rumus :Tingkat kelahiran ini terbagi menjadi tiga macam :
CBR = (Jumlah lahir hidup)/(Jumlah penduduk pada pertengahan tahun) X 1000Atau
BCDR = B/Pm K
B = Jumlah Kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu.
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000
- Angka
kelahiran umum (General Fertility Rate/GFR). Angka kelahiran umum adalah angka yang menunjukan
jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Jadi untuk menghitung angka
kelahiran ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif. Rumus :
GFR = B/FmKB = Jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada suatu tahun tertentu
Fm = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000.
- Tingkat
kelahiran khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR). Tigkat kelahiran khusus menunjukkan
banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok usia
produktif. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran diatas.
Rumus :
ASFRi = Bi/Fmi KRumus :
Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur 1 tahun.
Fmi = Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun dalam kelompok umur i.
K = Konstanta = 1000.
Migrasi
Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang iaah
ggerakan penduduk yang dinamai migrasi. Bila migrasi dikaitkan dengan unsure
waktu di tempat yang baru misalnya 6 bulan. Sedangkan bagi mereka yang pernah
pindah tempat tinggal kurang dari batas itu disebut melakukan mobilitas
sirkuler.
Migrasi ini adalah merupakan akibat dari keadaan
lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Adapun langkah-langkah seorang
imigran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain terlebih
dahulu ingin mengetahui lebih dahulu factor-faktor sebagai berikut :
a) Persediaan sumber alam
b) Lingkungan social budaya
c) Potensi ekonomi
d) Alat masa depan
Dengan mengetahui factor-faktor di muka setidaknya
terhindar dari akibat negative. Disamping itu mereka juga memikirkan berbagai
rintangan yang memungkinkan dihadapi se;ama proses migrasi.
Model kaitan mekanisme migrasi dari
Lee.
0 + 0 – 0
+ 0
|
0 – 0 – 0
+ 0 -
|
0 – 0 + 0
– 0 -
|
- 0 + 0 +
– 0 +
|
+ 0 – 0 –
- + 0
|
0 – 0 -+ 0
– 0+
|
0 – - 0 +
0 – 0
|
0 – 0 -+ 0
– +
|
Arah
|
sasaran
|
+ = Tracting
(menarik)
0 = netral
= repulsing
= hambatan
Dengan
adanya intervening obstacles (rintangan antara) maka timbul dua proses migrasi
yaitu :
yaitu :
- Migrasi bertahap
- Migrasi langsung
Akibat Migrasi
- Urbanisasi (migrasi dari desa kekota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Sebagai akibat penduduk yang rata-rata masih muda tersebut memungkinkan pertumbuhan penduduk semakin pesat di kota.
- Migrasi interregional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi ineregional pertumbuhannya menjadi sangat pesat.
- Migrasi antar Negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hail sensus penduduk pada tahun 1971 samapai dengan 1980 migrasi masuk hanya ada 0,61% dan migrasi keluar hanya sebesar 0,57% pertahun. Dari sudut pandang sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dengan internasional. Dalam kedua peristiwa tersebut terjadi proses yang sama mengenai pengambilan keputusan perubahan-milia dan penyesuaian social. Aspek sosiologis migrasi adalah adanya proses melepaskan diri dari suatu struktur social dan masuk kedalam struktur social atau pada kultur yang lain dengan problematika penyesuaian yang timbul dari padanya. Menurut Pallard komposisi pendudukditribusi statistic. Sedangkan menurut Josepx Y Spengler dan Otis Douley Duncan komposisi penduduk dapat diartikan sebagai gabungan frekuensi penyebaran cirri-ciri terukur atau variable-variabel lain dari anggota-anggotanya. Berdasarkan dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk merupakan pengelompokkan daripada penduduk yang memiliki karakteristik tertentu. Komposisi menurut umur dan jenis kelamin mempunya peranan yang sangat penting hanya dapat mengetahui :
- Pertumbuhan penduduk di suatu daerah termasuk cepat atau lambat
- Rasio ketergantungan
- Jumlah wanita dalam jumlah produktif
- Jumlah tenaga kerja yang tersedia
- Berdasarkan tempat tinggal
- Berdasarkan piraaamida bentuk
Untuk
mengetahui pertumbuhan penduduk serta daerah cepat atu lambat dapt juga dilihat
dari bentuk piramida penduduk. Keadaan struktur penduduk yg berbeda akan
menunjukan bentuk piramida yang berbeda pula.
Ada tiga
jenis penduduk :
- Piramida Penduduk Muda
Piramida ini
menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang
Piramida
Penduduk Expansif (Muda) memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
2.
Piramida Stasioner
Bentuk
piramida ini menggambarkan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian
rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.
Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat
3.
Piramida Penduduk Tua
Bentuk
piramida ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat
dan tingkat kematian kecil sekali.
Piramida
Penduduk Constructive (Tua) memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian
besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah
penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat
kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d.
Pertumbuhan penduduk terus berkurang
Rasio
Ketergantungsn (Depedenncy of Ratio)
Dari
komposisi penduduk menurut umur dipakai untuk menghitung rasio ketergantungan.
Yang dimaksud rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukan perbandingan
jumlah penduduk dengan golongan umur. Batas golongan umur produktif kerja
masing-masing daerah/Negara berbeda.
Jadi semakin
tinggi jumlah penduduk usia muda dan jompo makin besar rasio ketergantungan.
Sebagai ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :
DR <
62,33% (baik)
DR >
62,33% (kurang baik)
Penggolongan
umur penduduk dalam kelompok produktif sangat berpengaruh dalam lapangan
penghidupan produktivitas kerjanya dalam lapangan produksi.
Penggolongan menurut DW Sleumer
0 – 14 gol
belom produktif
15 – 19 gol
kurang produktif
20 – 54 gol
produktif
55 – 64 gol
tidak produktif
65 > gol
inproduktif
Golongan menurut Sumbang
0 – 15 gol
belum produktif
16 – 64 gol
produktif
65 > gol
kurang produktif
Golongan menurut Widjojo, Pullerd
dan John Clark
0 – 14 gol
belum produktif
15 – 64 gol
produktif
65 > gol
tidak produktif
2.2 Kebudayaan
dan Kepribadian
Pertumbuhan
dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
1.
Zaman batu samapai Zaman logam
Upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia,
mulai dari zaman batu samapai zaman logam. Berdasarkan pendapat para ahli
prehistoric, ternyata zaman batu itupun terbagi dalam :
- Zaman batu tua (Paleolithikum)
- Zaman batu muda (Nwolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk
ataupun peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam.
Kapak genggam semacam itu kita kenal dari eropa,
afrika asia tengah, tetapi kapak genggam tidak didapati orang di asi tenggara.
Berdasarkan para ahli bangsa proto Austronesia [embawa kwbudayaan kapak batu
besar mauoun kecil. Berasal dari cina selatan , menyebar kearah selatan, n
kemudian menyebar ke Sumatra, jawa, Kalimantan barat, nusa tenggara sampai
flores, dan Sulawesi.
Bersamaan dengan proses penyebaran kapak,ttersebarpula
bahasa Proto Austronesia. Dengan itu bahasa aoustronesia sebagai bahasa induk
di ASEAN, khususnya Indonesia, dikemudian hari munculah bahasa melayu dan
kemudian menjadi bahasa Indonesia sebagi bahsa resmi.
Zamana batu muda (Neolithikum) membawa revolusi dalam
kehidupan manusia. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat keperluan kehhidupan
terjadi. Manusia-manusia zaman batu mulai memiliki kepandaian mengecor/mencairkan
logam. Oleh karena itu mereka membuat aneka ragam senjata berburu dan
berperang.
Bangsa Proto Austronesia yg masuk semenanjung
indoChina kw Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, yang diantaranya senjata
tajam dan kapak dari perunggu.
Kebudayan
Hindu, Budha, dan Islam
1.
Kebudayaan Hindu Budha
Pada abad
ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya kepulau jawa. Perpaduan
dan akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan.
Hindu yang berasal dari india itu berlangsung luwes
dan mantap, sekitar abad ke-5 ajaran Budha masuk ke Indonesia. Khususnya
kepulau jawa. Budhaisme dikatajan lebih maju dibandingkan dengan Hinduisme.
Walaupun demikian kedua agama itu berkembang di
Indonesia secara berdampingan secara damai. Diantara keduanya melahirkan
karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam segi bangunan/arsitektur, seni
pahat, seni ukir, maupun seni sastra, dan kebanyakan berkembang di pulau Jawa.
2.
Kebudayaan Islam
Pada abad
ke-15 dan ke-16 agama Islam tellah di kembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-penuka Islam yang disebut wali Sanga, dan titik sentral penyebaranya
berada di pulau jawa. Dan masuknya agama Islam ke pulau jawa berlangsung secara
damai.
Pada abad
ke-15 kerajaan maritim Majapahit mulai surut, berkembanglah Negara-negara
pantai yang dapat merongsong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat
pemerintahan di pedalaman. Dalam proses pengenbangan Negara-negara tersebut
yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota
pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam.
Agama Islam
berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut terbesar
d seluruh Indinesia, tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam member
saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
2.3 Kebudayaan
Barat
Unsur kebudayaan yang juga member warna terhadap corak
lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan barat.
Awal kebudayaan barat masuk ke Negara Indonesia ketika penjajah masuk ke
Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan
perusahaan dagang, berlanjut dengan pemerintahan kolonialis belanda. Dalam
kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan beerkembang dua lapis
social.
- Lapisan social yang terdiri dari kaum buruh
- Lapisan social kaum pegawai
Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan barat
mulai di berlakukan dI sekolah-sekolah, sehingga menjadi syarat utama mencapai
kenaikan kelas.
Akhirnya msih disebut sebagai pengaruh budaya barat
yang masuk kedalam Indonesia, ialah agama katholik dan agam Kristen Protestan.
Penyebaran ini dilakukan di daerah-daerah yang belum pernah mengalami pengaruh
agam Hindu, Budha atau Islam. Karena sudah menjadi watak kepribadian orang
timur umunya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang dating dari luar,
kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikan kebudayaan
yang baru dengan kebudayaan lama.
Sehubungan dengan itu, penjelasan UUD ’45 memberikan
rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa
Indonesia adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat
Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama danasli yang terdapat sebagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih lanjut,
dalam penjelasan UUD ’45 itu juga ditunjukkan kea rah mana kebudayaan itu
diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan adab budata dan persatuan, dengan
tidakmenolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaab bangsa sendiri, serte mempertinggi derajat kemanusiaan
bangsa Indonesia.
Namun itu belum sepenuhnya diterima merata sebagai
pemilik nasional. Lebih jauh dikatakan bahwa kebudayaan modern sekarang yang
berpangkal pada ilmu, ekonomi, dan kemajuan teknologi dengan cirri otonominya,
juuga goncang, sehingga merendahkan martabat umat manusia.
Dalam keadaan rwan seperti ini sesungguhnya sangat
manguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan Falsafah
Pancasila. Pancasila sebagai rumusan kepercayan kepada realitas, sesungguhnya
sejalan dengan rumusan humanism baru yang tumbuh menjasi hasrat umu zaman
mutakhir.
Sumber : http://muhammadhamhamdy.blogspot.com/2012/10/ilmu-sosial-dasar-bab-2.html#more
Tidak ada komentar:
Posting Komentar